Seputar Bangunan

Metode Pelaksanaan Pengecoran Kolom Beton Bertulang

84
×

Metode Pelaksanaan Pengecoran Kolom Beton Bertulang

Share this article
Metode Pelaksanaan Pengecoran Kolom Beton Bertulang
Metode Pelaksanaan Pengecoran Kolom Beton Bertulang

Metode pelaksanaan pengecoran kolom beton – Kolom beton bertulang merupakan salah satu item pekerjaan struktur yang harus diperhatikan terkait pengerjaannya. Mulai dari jumlah tulangan yang digunakan, jarak Sengkang/beugel yang digunakan, bekisting hingga pada saat akan dilakukan pengecoran.

Pelaksanaan pengecoran beton dapat dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan secara serentak pada semua kolom dengan ketinggian tertentu sehingga dapat mempercepat waktu tanpa mengabaikan mutu.

Metode Pelaksanaan Pengecoran Kolom Beton

Biasanya pada pelaksanaan, terdapat dua cara yang dapat digunakan ketika melakukan pengecoran kolom, yakni menggunakan CP (Concrete Pump) atau menggunakan timba cor.

Pelaksanaan Pengecoran Kolom dengan Concrete Pump

Sebelum melaksanakan pengecoran kolom menggunakan concrete pump, ada beberapa persiapan alat yang perlu untuk dipersiapkan:

  1. Arco atau Gerobak Sorong digunakan untuk melakukan slump test
  2. Vibrator digunakan untuk memadatkan beton pada bagian yang di cor
  3. Pipa Penyalur Beton digunakan untuk mempermudah penyaluran beton pada posisi sulit
  4. Air Compressor digunakan untuk membersihkan bekisting dari kotoran
  5. Lampu Penerangan apabila pengecoran dilakukan pada malam hari.

Nah, setelah semua alat yang dibutuhkan sudah disiapkan, selanjutnya tinggal menuju ke proses pelaksanaan pengecoran kolom. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pelaksanaan pengecoran kolom:

  • Sebelum beton dari truk molen dimasukkan ke dalam concrete pump, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Pengambilan benda uji digunakan untuk melakukan test beton ketika sudah berumur 7, 14, 21 atau 28 hari. Sedangkan test slump dilakukan untuk mengetahui hasil slump dari beton tersebut. Apabila angka test slump tidak sesuai maka beton tersebut bisa ditolak.
  • Memeriksa jumlah, letak dan jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran, besaran tulanagan, beton decking apakah sudah sesuai dengan gambar rencana atau shop drawing atau belum. Jangan lupa untuk memeriksa posisi bekisting agar cukup kokoh untuk menahan beban beton maupun semprotan dari concrete pump.
  • Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
  • Menuangkan beton ke dalam bekisting kolom dengan concrete pump yang dibantu oleh tenaga kerja pengecoran yang berdiri diatas bekisting kolom.
  • Setelah beton sudah berada pada stop cor yang telah ditentukan, maka harus dikontrol kembali keluruan vertkal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot gravitasi dengan memutar join pin ke kiri atau ke kanan tergantung pada kondisi kolom.
  • Pastikan pada setiap kolom yang dicor, vibrator selalu menyala guna menghindari kropos pada beton kolom pada saat bekisting di bongkar.
Menarik Juga  16 Tugas Pelaksana Proyek Konstruksi Bangunan dan Penjelasan Lengkap

Pelaksanaan Pengecoran Kolom dengan Timba Cor

Pelaksanaan pengecoran kolom menggunakna timba cor sebenarnya hampir sama dengan menggunakan concrete pump, hanya saja pada metode pelaksanaan menggunakan timba cor ada alat tambahan yang harus dipersiapkan untuk mempermudah proses pengecoran. Alat tersebut adalah dollak atau wadah beton.

Dollag ini digunakan untuk menampung beton yang dituang dari truk mixer untuk kemudian di ambil menggunakan timba cor dan menggunakan sistem estafet agar timba cor sampai pada tenaga kerja yang berada di atas kolom.

Metode pelaksanaan pengecoran kolom dengan timba cor tentu membutuhkan lebih banyak orang dan lebih banyak waktu daripada menggunakan concrete pump.

Kesimpulan

Dari kedua metode pelaksanaan pengecoran kolom beton bertulang tersebut, dapat diketahui bahwasanya pengecoran kolom dapat dilakukan meskipun terbatas adanya alat.

Namun, semua kembali lagi kepada bagaimana penerapan metode pelaksanaan konstruksi untuk memastikan bahwa bangunan telah sesuai dengan mutu, biaya dan waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *