FinansialInvestasi

Harus Tau! Perbedaan Investasi dan Menabung beserta Contohnya

37
×

Harus Tau! Perbedaan Investasi dan Menabung beserta Contohnya

Share this article
Perbedaan Investasi dan Menabung beserta Contohnya
Perbedaan Investasi dan Menabung beserta Contohnya

Nekbutuhaja.com – Walaupun dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, masih banyak diantara kita yang terkadang masih menyamakan antara menabung dan investasi. Padahal kedua hal tersebut merupakan kegiatan yang sangat berbeda. Pada kesempatan kali ini, mari kita belajar bersama terkait apa perbedaan investasi dan menabung.

Perbedaan Investasi dan Menabung

Sebelum mengetaui perbedaan yang lebih mendapat tentang tabungan dan investasi, mari kita lihat terlebih dahulu perbedaan diantara keduanya dari segi definisi atau pengertian.

Apa itu Investasi?

Investasi adalah segala macam usaha yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk menambah nilai dari aset-aset yang telah dimiliki. Jadi, dengan berinvestasi otomatis aset yang kita miliki saat ini akan meningkat nilainya sesuai dengan perkembangan instrumen investasi yang digunakan.

Ada beberapa instrumen investasi untuk pemula yang dapat dipelajari atau mungkin dicoba sedikit demi sedikit.

Menabung itu Apa?

Sedangkan menabung atau tabungan adalah sebagian hasil pendapatan yang disimpan atau disisihkan untuk kepentingan masa mendatang atau bukan kepentingan sekarang. Tabungan:

  1. Lebih banyak diperuntukkan untuk jangka pendek atau berjaga-jaga
  2. Pertumbuhan nilai aset sangat lambat
  3. Minim resiko/hampir tidak beresiko apapun

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Mengenal Tabungan di Bank

Sebelum membahas terkait investasi, kami sajikan terlebih dahulu pengenal tentang menabung atau tabungan di bank. Berikut beberapa aspek pengetahuan yang perlu diketahui tentang tabungan di bank.

Tujuan Menabung di Bank

Berikut beberapa tujuan menabung di bank:

  • Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari depan
  • Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu/kelompok

Sarana Penarikan Tabungan:

  • Buku Tabungan
  • Slip penarikan
  • ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
  • Sarana lainnya (Formulir Transfer, Internet Banking, Mobile Banking, dll)

Perhitungan Bunga Tabungan

Ada beberapa perhitungan bunga tabungan bank yang mesti diketahui. Dengan mengetahui akan perhitungan ini tentu akan memberikan pandangan ke depannya tentang jumlah total tabungan kita di bank.

Metode Saldo Terendah

Metode saldo terendah besarnya bunga tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah pada bulan laporan dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan jumlah hari pada bulan laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun.

Misalnya untuk menghitung bunga pada bulan Mei, maka besarnya bunga dihitung:

Bunga tabungan = …% x 31/365 x saldo terendah pada bulan Mei

Metode Perhitungan Bunga Berdasakan Saldo Rata-Rata

Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.

Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian

Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menabung

Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktu-waktu, karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate.

Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate). Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.

Menarik Juga  Cara Menabung Gaji 1 Juta beserta Penjelasan Lengkapnya

Apakah Menabung Masih Diminati?

Menabung, satu kata kerja yang mudah dikatakan, namun praktiknya acap masih saja sulit dilakukan, apalagi secara rutin. Selain motivasi setiap orang untuk menabung sangat beragam, juga karena kemampuan bagi sebagian besar masyarakat yang masih terbatas.

Mengingat beberapa bagian dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh saat ini harus disimpan, untuk digunakan kemudian pada lain waktu, sesuai kebutuhan atau untuk keperluan tidak terduga.

Dari sekian banyak cara menabung, menabung pada lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi pilihan utama bagi masyarakat selama ini. Berbeda misalnya dengan cara menabung pada zaman dahulu, yang merasa cukup aman menyimpan uangnya di rumah, baik itu disimpan pada celengan gerabah, maupun di bawah bantal atau kasur.

Pergeseran pola masyarakat untuk menabung tersebut, diakui pula telah mengembangkan bisnis perbankan. Di antara tiga layanan produk perbankan itu, tabungan tergolong bentuk produk yang paling populer dan dikenal luas masyarakat, dibandingkan deposito dan giro.

Selain persyaratan yang relatif mudah seperti cukup dengan mengisi aplikasi dan melampirkan identitas diri seperti KTP, SIM, paspor, atau kartu identitas lainnya, juga dana awal tabungan yang disetorkan ke bank relatif kecil. Belum lagi, beberapa fasilitas yang ditawarkan bank cukup menarik, baik kemudahan transaksi, proteksi asuransi maupun program berhadiah.

Meski begitu, tingkat bunga produk tabungan ini umumnya relatif kecil ketimbang bunga deposito dan giro. Bahkan sejumlah pengamat maupun konsultan keuangan mengakui, “salah satu kelemahan produk tabungan karena tingkat bunga yang rendah”.

Apalagi bagi nasabah yang memiliki nilai saldo terbatas, karena bunga tabungan yang seharusnya diperoleh lebih rendah dibandingkan biaya administrasi atau potongan pajak. Sehingga, nasabah tidak mendapatkan bunga, malah saldonya terus berkurang akibat beberapa potongan tersebut.

Ilustrasi Menabung di Bank

Sebutlah Ny. Erni, ibu rumah tangga, yang bingung karena saldo tabungannya di bank secara perlahan terus berkurang. Meski, tergolong pasif menabung (kadang menabung, kadang tidak), Ny. Erni yang baru saja beberapa bulan menjadi nasabah pada salah satu bank swasta nasional ini, awalnya tidak terlalu peduli dengan posisi saldo tiap bulannya.

Namun, karena ada potongan biaya administrasi termasuk biaya ATM (anjungan tunai mandiri) setiap bulan dengan saldo rata-rata yang terbatas sekira Rp 1 juta, saldo tabungannya terus berkurang. Bunga tabungan yang seharusnya ia peroleh, terpotong beberapa biaya administrasi. “Padahal, saya tergolong jarang simpan atau ngambil uang tabungan,” katanya.

Uniknya, setelah mengetahui penyebab saldo tabungannya itu berkurang, Ny. Ena tidak melakukan apa-apa. Sedikit berbeda dengan Hadi, pegawai instansi pemerintah. Dia sama sekali tidak peduli dengan rayuan bunga tabungan yang kecil dan setiap bulan terkena potongan biaya administrasi serta pajak tabungan.

Karena, motivasinya menabung bukan mengejar bunga, tapi lebih untuk kemudahan melakukan transaksi sehari-hari lewat ATM. “Kalau nabung untuk investasi dan bisa meraih return, saya simpan di deposito yang bunganya lebih tinggi,” katanya.

Lain lagi halnya Bambang, mahasiswa pada salah satu perguruan tinggi swasta Malang, yang nyaris tidak merasakan manfaat menjadi nasabah tabungan. Pasalnya, uang bulanan yang dikirim orangtuanya dari luar kota dan ia simpan pada tabungannya menjadi berkurang karena terpotong beban biaya administrasi.

“Sebagai anak kos yang belum punya penghasilan, cukup berat juga nyimpen uang untuk kebutuhan sehari-hari di bank. Tapi, mau kemana lagi saya simpan uangnya, kalau tidak di bank,” tuturnya.

Apa yang dialami oleh beberapa nasabah tersebut, mungkin contoh kecil dari sekian banyak nasabah tabungan selama ini. Mereka tampaknya tidak memiliki alternatif lain untuk menyimpan dananya di bank, apalagi dengan nominal saldo yang terbatas.

Terbukti, mereka akhirnya hanya mengandalkan “insentif” atau kompensasi pelayanan lain yang ditawarkan bank, selain faktor keamanan juga kemudahan melakukan sejumlah transaksi keuangan.

Mengenal Lebih Jauh tentang Investasi

Investasi banyak diperuntukkan untuk kepentingan jangka panjang. Investasi tidak digunakan untuk kepentingan mendadak atau untuk jaga-jaga. Dari segi penambahan nilai aset, investasi sudah terbukti lebih cepat daripada menabung. Namun, risiko dalam berinvestasi juga perlu diperhatikan.

Menarik Juga  Fatwa MUI tentang Cryptocurrency yang Harus Diketahui!

Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.

Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.

Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif.

Dengan berlatar belakang hal tersebut maka seseorang menyisihkan sebagian dari pendapatannya di masa produktif dan meng-investasikannya untuk masa dimana sudah kurang produktif.

Jenis Aset Investasi

Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan lain-lain. Secara umum bentuk aset yang di investasikan terbagi menjadi dua jenis yaitu:

Riil Investment

Riil Investment adalah menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.

Dalam suatu garis besar Investasi dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu investasi riil dan investasi non riil. Investasi riil adalah suatu usaha investasi dengan objek investasi berupa objek riil atau nyata.

Objek riil yang dimaksud dapat berupa properti, tanah, perhiasan dll. Intinya objek investasi riil adalah segala sesuatu yang dapat memiliki pertambahan nilai serta dapat diakses langsung oleh pemilik kapan saja. Investasi Riil memiliki beberapa perbedaan dengan investasi non riil:

  • Aset, aset pada objek investasi riil dapat dirasakan atau dilihat keberadaannya karena berwujud barang atau benda. Aset dapat dirasakan tampilannya oleh panca indera kita baik itu tampilannya, ukuran, fisik dll. Sedangkan pada investasi non riil kita hanya dapat melihat aset kita berupa surat-surat beharga, laporan bulanan, portofolio, dll
  • Perantara atau Broker, Di dalam investasi riil tidak dikenal perantara/broker. Di sini pemilik aset berperan sebagai perantara untuk dirinya sendiri. Sehingga tidak ada biaya untuk perantara mengakibatkan semua keputusan ada di tangan pemilik aset.
  • Kepercayaan, pada investasi riil Tingkat kepercayaan tidak terlalu penting. Hal ini tentu berbeda dengan sektor finansial yang sangat membutuhkan tingkat kepercayaan tertentu karena melibatkan profesi berstandar tertentu.

2. Financial Investment

Financial Investment yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering disebut dengan efek adalah berupa saham.

Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia.

Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum menerbitkan suatu efek.

Faktor-Faktor Penentu Investasi

Bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:

  1. Analisis kondisi makro ekonomi
  2. Analisis pada jenis industri
  3. Analisis fundamental suatu perusahaan

Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi adalah melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi.

Menarik Juga  Yuk Belajar Teknikal Analisis Saham untuk Pemula

Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.

Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini, kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam indeks sektoral industri pada suatu pasar modal.

Sektor yang mempunyai indeks yang bagus untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih. Pada tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada perusahaan, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.

Rasio Keuangan dalam Investasi

Dalam rasio-rasio keuangan, terbagi lagi menjadi lima rasio, yaitu :

  1. Rasio Likuiditas, menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
  2. Rasio Aktifitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktifa yang dimiliki atau perputaran (turnover) aktifa-aktifa suatu perusahaan.
  3. Rasio Hutang, berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
  4. Rasio Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan.
  5. Rasio Pasar, menggambarkan bagaimana pasar menghargai saham suatu perusahaan.

Berhutang untuk berinvestasi? yang dimaksud di sini ialah seseorang meminjam dana dari bank dengan bunga tertentu. Kemudian dana hasil pinjaman itu digunakan untuk berinvestasi di berbagai pilihan investasi. Apakah diperbolehkan berinvestasi dari dana hutangan?

Tentu Boleh dong, Tapi anda patut mencermati hal ini. Bagaimanapun juga hutang tetap hutang yang harus dibayar. Anda harus memperhitungkan resiko dan return atau profit investasi yang akan diikuti. Jangan terbuai dengan iming-iming return besar tetapi dengan mempertaruhkan dana yang besar apalagi dana itu dari pinjaman atau hutang.

Resiko tetap harus diperhatikan. Resiko investasi dengan dana pinjaman memang memiliki resiko lebih besar. Di sisi lain investor harus menyiapkan atau menyisihkan dana dari sebagian penghasilan untuk mengangsur hutang. Hal ini dapat mengganggu neraca keuangan bulanan anda kecuali anda memiliki backup dana yang besar.

Berinvestasi dengan dana pinjaman tidak disarankan bagi anda yang memiliki penghasilan pas-pasan. Bagaimanapun juga Setiap investasi memiliki resikonya masing-masing.

Lebih Baik Menabung atau Investasi

Hal ini sering sekali saya baca di berbagai forum-forum keuangan. Banyak sekali yang kebingungan untuk memaksimalkan “kelebihan” penghasilan rutin anda. Di sisi lain menabung itu baik lho. Tapi Investasi itu juga penting. Siapa sih yang bakal menjamin kita akan hidup makmur dan berkecukupan selamanya.

Bayangkan saja suatu saat kita pensiun, dipecat dari kerjaan, sakit dan hal-hal yang tidak ingin saya bayangkan lagi. Atas dasar ini Menabung Dan Berinvestasi memiliki Perbedaan. Menabung dilakukan untuk berjaga-jaga dari problem keuangan yang akan menimpa anda suatu saat.

Menabung lebih aman dibanding berinvestasi. Anda hampir tidak memiliki resiko kehilangan dana dari menabung. Terus Gimana kalau anda ingin berinvestasi ? Sebaiknya anda tidak menggunakan seluruh dana anda untuk berinvestasi.

Sisihkan 50-60% dana untuk ditabung terserah di mana saja anda menabung yang penting aman. Toh kalau anda gagal mencapai return dari investasi, anda masih memiliki sisa tabungan yang bisa anda gunakan. Jangan kapok untuk investasi. Setiap investasi pasti memiliki resiko. Terkadang anda gagal, terkadang anda sukses besar.

Apakah Menabung di Bank termasuk Investasi?

Dari penjelasan diatas, tentunya menabung bukan termasuk dalam ranah investasi. Hal tersebut sudah dapat dilihat dari pengertian antara menabung dan investasi. Ketika berinvestasi tentu akan membuat nilai aset kita meningkat dengan beberapa risiko yang perlu untuk diperhitungkan dan diperhatikan.

Sedangkan ketika menentukan pilihan menabung maka tentu tidak ada risiko asalkan tabungan tersimpan dengan baik dan aman. Jadi, menabung itu bukan termasuk investasi ya sobat.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan pembahasan perbedaan investasi dan menabung ini, sekarang saatnya bagi Anda untuk menentukan pilihan antara menabung atau berinvestasi. Atau bahkan Anda ingin menjalankan keduanya secara bersamaan. Menanbung dan investasi tentu dapat dijalankan bersama-sama asalkan Anda mengetahui bagaimana cara mengatur keuangan yang baik.

Jangan lupa bagikan satu kebaikan dengan cara membagikan informasi ini ke media sosial lainnya. Semoga apa yang ktia bahas kali ini dapat bermanfaat untuk kita semua guna mengatur keuangan pribadi maupun keluarga kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *